Jumat, 09 September 2011

pendidikan politik


Pendidikan politik. Eits, santai dulu, jangan langsung mengurungkan niat untuk membaca ini, politik itu nggak selamanya negative. Justru kata politik telah ternodai oleh oknum yang kurang bertanggungjawab, sehingga maknanya menjadi kurang baik di masyarakat. Ironinya, kata politik menjadi sempit pemaknaannya oleh masyarakat, ia diartikan sebagai sesuatu yang tabu, bahkan mungkin, hanya orang-orang tertentu yang bisa menyentuhnya. Padahal, setiap individu mempunyai hak untuk berpolitik. Misalnya, kita dalam menuntuk pendidikan itu sebenarnya juga merupakan kegiatan berpolitik, jadi politik tak hanya yang terdapat pada permukaan pemerintahan saja. Gitu gan. .
Misalnya, kealergian berpolitik itu Nampak saat masa kampanye seperti sekarang ini. Banyak mereka yang enggan membuka wawasan mencari informasi untuk pemimpin baru mereka yang akan datang. Padahal jika kita salah ambil langkah sejak awal(baca:memilih seorang pemimpin), bagaimanakah kelanjutan dari pembangunan untuk meraih tujuan yang diinginkan, tentunya saja setiap individu empunyai keingingan agar terciptanya kesejahteraan kan gan? Yup, itu pasti, mana ada yang menginginkan mempunyai pemimpin yang kurang peduli dengan nasib rakyatnya, apalagi korup. Nggak banget dah.
Saat saat seperti ini, bisa diibaratkan masa penjajakan, saatnya mengenal lebih dekat tiap calon yang ada. Nggak perlu gengsi, sebagai generasi muda, emang sudah seharusnya lebih kritis, segala isu yang ada perlu dicari kebenarannya. hari gini, pemuda harus melek tentang masa depan pembangunan untuk masyarakat, nggak Cuma melek IT aj. Selain itu, yang dinamakan rahasia pada KPU yang manjadi salah satu asa dalam pemilu itu bukanlah rahasia yang tabu untuk memperbincangkan siapakah calon pilihannya didepan teman-temannya atau orang lain, tapi adalah rahasia saat dibilik pemilihansuara. Mengapa begitu? Jagi gini gan, tadi udah diubilang klo perlu penjajakan pada tiap-tiap kandidat, untuk mencari itu, perlu aktif mencari info, salah satunya dengan membaca, mendengar, baik di media pun pd selebran selebaran yang ada pada masing-masing kandidat. Nah, salah satu ngetes seberapa jauh pemahaman orang lain atau kesiapan memilih seseorang itu dengan diskusi, jangan-jangan ada seseorang yang meilih kbukan karena paham tentang track record dari kandidat tersebut, tetapi karena sesuatu yang lain, yang kurang bisa dipertanggungjawabkan. Oke gan? Selamat mencicipi setiap menu yang ditawarkan. Ingat, jangan langsung memakannya sekaligus. Untuk pertama saja. Setelah itu terserah anda.

Minggu, 04 September 2011

SESUNGGUHNYA


Sebenarnya hati ini cinta kepada-Mu
Sebenarnya diri ini rindu kepada-Mu
Tapi aku tidak mengerti mengapa cinta masih tak hadir
T api aku tidak menerti mengapa rindu belum berbunga

Sesungguhnya walau ku kutip semua permata di dasar lautan
Sesungguhnya walau ku siram dengan air hujan dari tujuh langit-Mu
Namun cinta tak kan hadir
Namun rindu tak akan berbunga

Ku cuba menghulurkan sebuah hadiah kepada-Mu
Tapi mungkin kerana isinya tidak sempurna tiada sering
Ku cuba menyiramnya agar tumbuh dan berbunga
Tapi mungkin kerana airnya tidak sesegar telaga kau..?

Sesungguhnya walau ku kutip semua permata di dasar lautan
Sesungguhnya walau ku siram dengan air hujan dari tujuh langit-Mu
Namun cinta tak kan hadir
Namun rindu tak akan berbunga
Jika tidak mengharap rahmat-Mu
Jika tidak menagih simpati pada-Mu ya Allah

Tuhan hadiahkanlah kasih-Mu kepadaku
Tuhan kurniakanlah rinduku kpd-Mu
Moga ku tahu syukurku adl milik-Mu
*raihan

TENS 2011 Istimewa


Ya tens 2011 memang istimewa. Mengapa ku sebut demikian? Karena untuk pertama kalinya tens diadakan diluar kota Bogor, dan Jogja menjadi tuan rumah pertama diluar Bogor. Kedua, ada saudara baru yang berasal dari Kalimantan timur.  Inilah tens. Temu etos nasional, pembinaan bersama seluruh nusantara. Etoser Jogja memiliki lagu special untuk perhelatan akbar ini, salah satunya
Temu etos tempat mencari kawan
Salah tempat dalam mencari lawan
Dibimbing dan dibina dengan semangat tinggi
Temu etos nasional
Terlalu banyak tugas tak masalah
Ku kerjakan dengan penuh semangata
Karna kami etoser Jogjakarta
Kalah menang tetap menang
Ya, bukanlah kemenangan yang menjadi menu utama dalan tens 2011, tetapi pertemuan dengan saudara, mempererat ukhuwah, berbagi cerita, berbagi semangat untuk menjadi umat-Nya yang penuh tauladan, berani menjadi pelopor pembangun peradaban. Betapa bahagianya menyambut saudara-saudara baru yang berasal dari 10 kota, 12 universitas negeri terbaik di bumi pertiwi.
Tema tens kali ini sangat relevan dengan kondisi Indonesia saat ini yang sedang dilanda banyak bencana, ini tak mempersempit arti bencana itu sendiri, karena bencana itu tak hanya bencana alam melainkan ada bencana non alam, pun bencana sosial. Bencana alam, misalnya berupa erupsi gunung berapi seperti yang terjadi beberapa bulan lalu oleh gunung Merapi. Sedang bencana non alam berupa bencana yang disebabkan oleh non alam, misalnya kebakaran karena aliran arus pendek. Berlainan bencana yang disebabkan masalah sosial, misalnya saja terjadinya ledakan pengangguran akibat system yang kurang baik dijalankan. Atau pun banyaknya kasus korupsi yang terjadi di Indonesia, mulai kelas teri sampe kelas kakap. Hal ini sangatlah memprihatinkan.
Bencana-bencana tersebut merupakan penyakit yang harus segera disembuhkan. Jika terus saja dibiarkan, tak akan menyelesaikan namun justru memperparah keadaan. Pun mungkin sebenarnya sang dokter belum begitu menemukan penyakit apa saja yang diderita negeri ini. Mungkin itu semua barulah secuil factor yang membuat bangsa ini tak kunjung sehat. Namun bukanlah hasil yang dicari, melainkan uyang dilihat itu adalah prosesnya, usaha kita dalam mencapai kesembuhan, sehingga terciptalah kesejahteraan. Jika keadiulan adalah salah satu jalan untuk menuju kesejahteraan, kenapa tidak.

BERBURU ILMU DI NEGERI PAGODA


Siang menjelang sore. Angin barat mulai berdendang menyambut rembulan yang akan menghiasi langit angkasa. Segera saya hijrah menuju kampus tercinta besama saudara seperjuagan yang selalu menyokongku saat diri limbung tak berdaya, membersamai saat kebahagiaan ada, menasihati saat jiwa mulai rapuh karna lalai. Walau mendung  telah menggantung di pelataran langit, siap menurunkan massanya ke bumi, tetapi Sang Pencipta hujan masih menahannya sehingga kami dapat segera sampai tempat yang telah dijanjikan.
Siang itu, saya bertemu dengan seseorang yang baru saja mendapat amanah sebagai gubernur Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Peternakan (Fapet) periode 2010/ 2011. Beliau adalah Tian Jihadhan Wankar. Manusia biasa yang memiliki pengalaman yang luar biasa. Seseorang yang suka dipanggil Tian oleh orang-orang sekelilingnya ini rupanya mempunyai rumus jitu untuk menjadi luar biasa yaitu selalu ingin menjadi pribadi yang bermanfaat bagi orang lain, karena menurutnya, manusia yang paling baik adalah manusia yang bermanfaat bagi orang lain. Lantas apakah yang membuatnya luar biasa? Begini ceritanya. Gubernur BEM yang berada di dunia sejak 21 Desember 1989 di Solo ini mulai merintis kepiawaiannya dalam berorganisasi sejak tahun pertama setelah menyandang sebagai mahasiswa Fapet UGM. Pak Tian berperan aktif di BEM fapet dan Keluarga Muslim Fakultas Peternakan. Dengan segala kesibukan yang dilakukan, beliau tetap mampu mempertahankan sisi akademiknya. Karena tepatnya satu pekan sebelum Ramadhan 1431 H pak Tian mampu menjadi salah satu dari 7 peserta yang terbang ke Thailand sebagai student exchange disana. Dua peserta dari fapet UGM sedang sisanya mahasiswa yang berasal dari Taiwan.
Bermula dari tawaran Pak Dekan tentang adanya student exchange ke Thailand. Maka dengan segera Pak Tian menyiapkan segala persyaratan yang diminta dari kegiatan tersebut. Mulai dari surat lamaran, Kartu Hasil Studi (KHS), sertifikat TOEFL. Setelah siap semua, segera dikirimkan ke panitia. Ternyata lolos seleksi administrasi sehingga ada tes wawancara dengan bahasa Inggris. Peserta yang lolos sebanyak 8 mahasiswa dari angkatan 2009-2007. Tentu jika kali ini lolos sebagai duta yang mewakili ke Thailand, maka perlu biaya yang tidak sedikit. Untuk itu, Pak Tian mengajukan proposal ke universitas, fakultas, maupun swasta, salah satunya perusahaan suatu majalah tingkat nasional. Hal ini guna memenuhi biaya perjalanan berangkat dan pulang karena selama disana mendapat uang saku sebesar 1,8 juta per bulan. Sedangkan untuk biaya penginapan dan transportasi tak perlu dirisaukan karena Maeju University, Chiangmai sudah menyiapkan asrama dan meminjamkan sepeda sebagai sarana transportasinya. Dan pengumuman yang ditunggu tiba, sesuai yang diharapankan, Pak Tian lolos seleksi menjadi peserta student exchange ke Thailand. Di sis lain, proposal yang diajukan juga lolos yaitu proposal yang ditujukan ke swasta.
Setelah mengurus segala perlengkapan seperti paspor dan tiket. Lalu segeralah meluncur ke negeri Pagoda melalui bandara Juanda. Berbeda kondisi dengan tanah air, di Thailand mayorita penduduknya bukan muslim. Hal ini menimbulkan beberapa catatan khusus untuk segera dicari solusinya yaitu masalah tempat untuk beribadah dan makanan halal. Karena daging babi disana bagai daging ayam di Indonesia. Kalau tidak jeli, bisa jadi nanti mengkonsumsi daging babi. Beruntunglah, hari kedua, Pak Tian menemukan tempat warung makan muslim. melihat hal tersebut, segera Pak Tian menanyakan masjid atau minimal mushola, yang dapat digunakan untuk beribadah. Kemudian bapak pemilik warung itu menjelaskan dengan bahasa Inggris meski terbata-bata. Beliau menunjukkan sebuah tempat kesekretariatan semacam SKI kalau di UGM. subhanallah, disana pun ada penjagaannya. Sayangnya mereka kurang pandai dalam berbahasa Inggris saat Pak Tian mencoba berkomunikasi dengan mereka. Namun diluar dugaan, ketidaksengajaan menggunakan bahasa Indonesia membuka dinding tebal yang membatasi kedua keduanya. Ternyata penduduk muslim kebanyakan berasal dari Thailand selatan sehingga mereka paham sedikit bahasa Melayu karena letak geografis mereka yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Dalam komunitas tersebut, mahasiswa muslim dibiasakan untuk semacam infak sebesar 20 bath yang jika dirupiahkan sebesar kurang lebih enam ribu rupiah yang digunakan untuk keperluan makan. Hal ini brtujuan untuk menjaga keamanan makanan yang dikonsumsi.
Pak Tian menuntut ilmu disana selama 8 pekan. Pada dua pekan pertama diisi dengan perkenalan kampus dan mempelajari babi, mulai bayi itu dalam kandungan sampai melahirkan. Dua pekan berikutnya mempelajari unggas. Lalu dua pekan selanjutnya mempelajari beaf dan dairy. Sedang dua pekan terakhir kunjungan ke rumah potong babi dan dilanjutkan dengan jalan-jalan.
Universitas disana memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya yaitu lulusan seperti S1 di Indonesia sudah dapat terjun langsung ke dunia peternakan karena kurikulum mereka lebih spesifik dan pembelajarannya terintegrasi dimana banyak praktikum yang terjun langsung ke peternakan-tidak di laboratorium. Selain itu setiap mahasiswa, misal fakultas peternakan, mereka memiliki dua pilihan yaitu harus magang di perusahaan selama 4 bulan atau research. untuk alat-alat laboratorium mereka lebih canggih dibanding Indonesia karena biaya pendidikan mereka lebih besar daripada Indonesia yang katanya 20% tetapi tak jua kunjung terpenuhi. Lalu mengenai waktu lulusannya, semua mahasiswa akan lulus selama 4 tahun. Kekompakkan tinggi karena ditahun pertama, mahasiswa harus tinggal di asrama.
Sedang kekurangannya yaitu walaupun mereka memiliki peralatan yang canggih, tetapi masih lengkap Indonesia. Selain itu adab yang berbeda dengan Indonesia, antara lain, semua mahasiswa putri wajib memakai rok, ini bagus, tapi sayangnya semakin tingkat atas rok mahasiswa juga tak mau ketinggalan meninggi, berbanding lurus dengan lama mereka menuntut ilmu. Ini tentu tidak ada diaturan dikampus mereka, aturannya hanya harus memakai rok, tapi karena pengaruh pergaulan yang bebas maka terjadilah seperti itu. Lalu, konsumsi minuman beralkhohol sudah menjadi hal yang wajar dikalangan mereka. Hubungan putra putri tidak ada batasannya.
Dengan segala kelebihan dan kekurangan disana, kita dapat bercermin lalu segera berbenah diri. Tentu bagi Pak Tian, memiliki rasa tersendiri dapat merasakan hadits nabi saw yaitu tuntutlah ilmu hingga negri China. Memang setelah dua bulan d Thailand, bahasa Inggris Pak Tian lebih lancer. Selain itu, lebih supel dan tambah jaringannya Karen disana banyak bertemu dengan orang-orang baru. Tak ketinggalan, tak hanya ilmu saja yang didapat, tetapi juga dapat jalan-jalan ke Malaysia dan Bangkok.
Pak Tian berpesan kepada mahasiswa yang ingin seperti beliau atau bahkan lebih luar biasa mimpinya, yaitu untuk meraih mimpi itu dengan niat kuat, ikhtiar tiada jemu, dan tawakal dengan kerendaha kepada Allah sang Pemilik alam semesta, yang mengatur jagad raya ini tanpa kelalaian sedikit pun. Jika ingin menjadi student exchange dapat diikhtiarkan dengan memperlancar berbahasa Inggris, rajin mencari informasi terkini tentang student exchange. Untuk menjaga mimpimu dapat dengan menuliskannya di kamar atau tempat yang sering dilihat saat di rumah.
Tak terasa hari kian sore. Gemerincing air hujan menari diatas tanah yang sudah lama merindukannya. Teryata sang awan telah diijinkan-Nya untuk menurunkan massanya, menyirami bumi. Lalu kami pun pulang ke asrama tercinta.